Minggu, 23 Desember 2012

Mengungkap Realita Kehidupan yang Menarik : Teman yang Menginspirasi


 
Di masa globalisasi ini, pendidikan merupakan kebutuhan untuk generasi penerus bangsa. Namun tidak dipungkiri jika kebutuhan bukan hanya pendidikan, juga ada kebutuhan primer seperti sandang, pangan, lan papan. Banyak diantara kita sebagai pelajar yang hanya menggantungkan diri pada pendapatan orang tua, bermanja-manja dengan uang saku yang lebih, dan meminta sesuka hati. Mungkin tidak terasa jika di sekitar kita masih banyak pelajar yang memenuhi sebagian kebutuhannya sendiri, yaitu dengan bekerja. Terkadang saya tertarik dan memiliki pertanyaan, Mengapa dia mau bekerja sambil bersekolah? Apakah pekerjaannya tidak mengganggu sekolah?
Seusai lulus SMPN 2 Jombang, dia bersekolah di SMAN 1 Jombang, seorang teman yang saya anggap pandai bernama Fendy Surya Dana. Saat SMP, dia menjabat sebagai ketua kelas selama tiga tahun berturut-turut. Fendy juga pernah menjadi Pengurus OSIS SMPN 2 Jombang dan aktif diektrakurikuler basket serta menjadi Wakil Pimpinan Regu Putra Arspada Joe (Armada SMPN 2 Jombang). Dia sosok yang rajin, suka bersih-bersih dan tidak mudah marah.  Selama masa SMP, Fendy selalu sekelas dengan saya, namun saya baru mengetahui jika dia bekerja sepulang sekolah mulai kelas 8 SMP.



Di rumahnya yang terletak di Ngoro lebih tepatnya di depan Warung Bakso Rudal, dia membuka tempat cuci motor. Dia biasa bekerja dengan kakaknya sepulang sekolah sampai sekitar jam 8 malam. Dalam sehari, dia biasa mencuci 10-20 motor dengan tarif Rp5.000,00 setiap motornya. Saya juga pernah mencucikan motor di Fendy tetapi berhubung saya temannya dan ikut mencuci bersama, saya dikenakan tarif gratis olehnya J. Hasil cuciannya bersih, juga disemprot dengan silicon sampai terlihat mengkilat. Pekerjaan ini harus Fendy lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti kebutuhan sekolah, serta wujud kebaktiannya pada orang tua. Penghasilan bersih dari mencuci motor selama sebulan sekitar Rp1.000.000,00, uang ini akan digunakan untuk keperluan sekolah dan kebutuhan hidup sehari-hari. Inilah contoh fakta sosial dimana manusia harus melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Selain mencuci motor, seorang yang pernah menjadi Juara II bakset se-Jawa Timur ini juga mengajar siswa-siwi kelas 1 sampai 6 SD dan 1 sampai 2 SMP. Dia biasa mengajar pada sore hari di ruang tamu rumahnya dengan 1 papan tulis. Saya kagum dengan keberanian dia menjadi guru les di daerahnya, karena menurut saya, mengajar adalah tanggung jawab yang sangat besar dan Fendy dapat melaksanakannya dengan baik. Fendy menjadi guru les dengan 2 alasan, yaitu banyak orang tua di daerahnya yang menitipkan anak-anaknya untuk belajar di rumahnya dan kepedulian terhadap pendidikan Indonesia dimana masih banyak anak yang setelah SD tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi termasuk di daerah Ngoro. Dia berkata, “Bukankah dengan pendidikan yang bermutu, rakyat pun sejahtera.” Dari bayaran sukarela, dia biasa menerima rata-rata Rp500.000,00 dari 25 anak. Pendapatan dari dia mengajar ini merupakan hak Fendy untuk pembayaran kebutuhan sekolah dan biaya hidup sendiri.

Ketika saya bertanya, apakah hasil dari pekerjaan  dapat memenuhi tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup, ternyata dia menjawab, “Alhamdulillah itu lebih dari cukup dan saya tidak pernah merasa kekurangan.” Sepertinya kita harus banyak belajar bersyukur sepertinya dan tidak lagi meminta serba cepat pada orang tua.

Dalam benak saya, terpikirkan dengan waktu belajarnya yang terganggu dan tanggapan saya benar, pekerjaan tersebut mengurangi waktu belajar. Tindak lanjut Fendy terhadap terganggunya waktu belajar, dia mengingat tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan berusaha displin waktu, bekerja keras, dan usaha dengan doa. Dan saya akui jika dia dipandang baik oleh guru, selalu masuk 10 besar di kelas, dan mengikuti banyak kegiatan yang membuatnya lebih baik dan berusaha tidak putus asa. Saya suka dengan salah satu kalimatnya, “Bukan seberapa banyak gagal yang harus kita perhatikan, tapi bagaimana kita bangkit kembali dari kegagalan itu.” Fendy memang sosok yang sabar dan dia bahagia ketika ada orang menyapanya, menghormatinya, mengikuti apa yang dia perintah.

Di balik kegiatannya yang sangat padat, Fendy selalu menjaga kebersihan kelas, bahkan setiap pagi sebelum jam 6 dia sudah siap menyapu taman kelas. Saya terkadang membantunya menyapu taman kelas sepagi mungkin walaupun saya tidak ahli dalam menyapu, namun kebiasaan saya menyapu taman mulai berkurang ketika mendekati UN namun dia tetap datang pagi untuk bersih-bersih lebih awal. “Kebersihan itu sebagian dari Iman” itulah mottonya yang terpatri di hati dan yang tidak saya sangka, Fendy terinspirasi dari seorang guru PKn yang juga mengajar saya yaitu Pak Winoto, beliau memang selalu menyempatkan diri untuk mengambil sampah yang ada di hadapan beliau. Karena kepedulian Fendy sebagai ketua kelas yang selalu menyapu dan kekompakan kelas kami, kelas 9H menjadi Juara II Kelas Terbersih dalam Rangka Ulang Tahun SMPN 2 Jombang yang ke-53.

Catatan kecil dari Fendy mengenai pendapat orang tua terhadap kinerja dalam mengajar :
“Selama ini saya selalu berusaha agar murid-murid saya bisa menjadi kebanggaan orang tuanya. Alhamdulillah tahap demi tahap semua itu tercapai. Banyak orang tua yang memuji kinerja saya, mereka pun serin menambah uang ngajar anak-anak. Hasilnya Alhamdulillah tiap tahun semua anak naik kelas dan banyak juga yang termasuk 5 besar, dan anak SD yang masuk SMP banyak juga yang masuk SMP favorit”

Prinsip Fendy Surya Dana :
v  Man Jadda Wad Jadda
v  Everything is not easy but everything is not impossible
Itulah sedikit kisah kehidupan dari seorang teman yang bisa menginspirasi kita, Fendy Surya Dana. Dimana ada kebaikan dan kerja keras, pasti ada daya tarik untuk terus mendalami dan mempelajarinya.

Pengen tau banyak tentang Fendy.. cari tau ajah klik sini
semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar