Sabtu, 02 Februari 2013

Sinopsis Buku Pengetahuan Sejarah Soekarno : Peran CIA dalam Penggulingan Sukarno

Assalamualaikum :)
sampul depan
ketemu lagi sama saya, aurora..(follow--> @faanra) ketika berjalan-jalan ke Perpustakaan Umum atau saya lebih suka menyebutnya mastrip, saya menemukan buku yang bersampul Bapak Ir.Soekarno berjudul Peran CIA dalam Penggulingan Sukarno, saya langsung ambil dan baca di tempat itu juga.. kemudian saya meminjamnya dan membaca dirumah..
Isinya tentang sisi lain proses penggulingan Ir. Soekarno, padahal Bapak Indonesia yang ini itu termasuk 100 orang paling berpengaruh di dunia lhooo :)
Setelah saya baca, saya membuat sinopsis dari buku tersebut dibantu oleh salah satu teman saya :)
semoga bermanfaat yaaa :) respons please


Pengantar Ny. Dewi Sukarno

Peristiwa G 30 S sebagai kebohongan yang membunuh 800.000 rakyat Indonesia. Dalam Koran London Times Januari 1966 dimuat tentang puncak pembunuhan bulan November 1965, ratusan ribu orang rbunuh, ekonomi swasta hancur dan sungai-sungtai penuh mayat sekaligus darah. Masih dipertanyakan andi PKI dalam peristiwa G 30 S dan yang kita ketahui Presiden Soekarno sangat cinta kepada Indonesia. Tindakan Tuan Soeharto hampir  tidak ada yang telah membzdantai penjabat Negara serta Presiden Soekarno.


Amerika Serikat dan Pengulingan Sukarno, 1965-1967
Banyak kejadian byang tidak terdokumentasi serta berita-berita yang jauh berbeda serta berkebalikan dari setiap kubu pada peristiwa pembantaian (1965-19670. Peristiwa Gestapu yaitu penyeranga kubu kiri terhadap kubu kanan menuai sebuah kebohongan pada tahab kedua. Tiga tahapan kebohongan yaitu:
1.                   Gestapu, pemindahan kekuasaan oleh sayap kiri gadungan.
2.                   KAP Gestapu atau jawaban anti-Gestapu, yaitu tindakan balasan balasan dengan cara membunuh PKI secara missal.
3.                   Pengikisan secara terus-menerus terhadap kekuatan Sukarno yang masih tersisa.
Menurut Harold, staf umum AD Indonesia terpecah menjadi dua kubu menjelang 1965. Golongan termasuk  para  jendral, seperti Soeharto, Nasution, dan lain-lain menentang kebijakan Yani. Dimana Yani ddan kawan-kawan yang tergabung dalam golongan tengah. Menentang kebijakan persatuan nasional termasuk PKI.
Dimulai dengan terbunuhnya anggota terpenting AD yang setia yaitu kelompok Yani tahun 1965 memudahkan perebutankekuasaan oleh sekutu Soeharto.
bagian belakang
Rasa tidak puas dalam suatu rapat penyatuan AD terhadap kelompok Yani menimbulkan korban pada 30 September 1965. Yang terbunuh ialah orang-orang yang menentang perebutan kekuasaan, seperti Yani dan wakil- wakilnya yang terbunuh 1 Oktober 1965. Dimungkinkan tersangkanya ialah Soeharto, Basuki dan Soedirman.
Tidak ada jenderal anti-Soekarno yang terbunuh kecuali Jenderal Nasution. Nasution mengecewakan CIA pada puncaknya tahun 1965 dimana Jenderal Nasution berbalik setia pada Soekarno. Permerikasaannya terhadap tindak koruosi Soeharto tahun 1959 turut melepas hubungan mereka.
Seorang Untung yang dimanipulasi mnyerukan berita bohong dimana Presiden Soekarno dalam perlindungan dan prngalihan kekuasaan yang didukung oleh CIA serta disiapkannyapasukan di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat padahal Presiden Soekarno tidak dalam perlindungan, pasukan-pasukanpun berada di Jakarta bukan di tempat tersebut.
Soeharti dalam suatu siaran radio menyatakan kesetiaan AD padaSoekarno dan menuduh PKI sekaligus unsur-unsur AURO yang membunuh jenderal-jenderal didasari lokaasi penemuan mayat. Padahal, Soeharto pun mengetahui bahwa pembunuh tersebut dilakukan unsur-unsur AD yang dikenalinya. Beliau pun turut mengucilkan Presiden Soekarno, bermuka dua dalam setiap situasi juga tidak bertanggung jawab.
Datangnya Soekarno di Lapangan Udara Halim, kira-kira 1 mil dari Sumur Lubang Buaya menjadi dalih Soeharto untuk mencapai tujuannya. Menurut Studi CIA dan pro-Soeharto, pasukan banyak dilibatkan dalam pemberontakan terselubung tersebut. Jenderal BAsuki Rachmat, seorang sekutu Soeharto memiliki andil dalam pengaturan peleton pemberontakan, sudah terjadi beberapa perang dalam negeri dan telaj terjadinya pemindahan kekuasaan di Jawa Tengah secara diam-diam.
Diketahui bahwa mayoritas pemimpin Gestapu dan pemberantasannya merupakan lukusan AS serta mendapatkan banyak bantuan dari AS.
Jadi ada ikatan antara peristiwa-peristiwa yang terjadi. Setelah penumbangan rakyat pro-Yani dan pro-Soekarno, Soeharto menegakkan orde baru dan meninggalkannya. Hal tersebut diakui beberapa sekutu Soeharto. Beberapa sumber yang berhubungan erat dengan COA menyatakan bahwa Gestapu telah bergerak dari Jawa Barat hingga Bali dimana pembantaian terhadap PKI telah dilakukan oleh AD.
Dibeberapa tempat, AD telah membagikan senjata-senjata untuk gerakan anti-PKI yang dimulai tanggal 1 Oktober 1965. Pembantaian terhadap PKI terjadi secara terorganisir oleh AD dan Soeharto. Sedangkan Soeharto sebagai muka dua menikam dengan berdalih pembela Presiden Soekarno. Pembunuhan masal tersebut terjadi atas dorongan dan dukungan CIA yang juga mendukung pemberntakan sebelumnya. Namun tidak semua gerakan yang terjadi merupakan tindakan CIA.

AS dan “Misi” Angkatan Darat Indonesia
Sejak tahun 1953, AS membantu mencetuskan krisis di Indonesia dan merangsang Soekarno tanggal 14 Maret 1957 mengakhiri sisi parlementer.
Keputusan NSC 171 tahun 1953 menggerakkan CIA agar membantu dam memasok senjata serta keuangan untuk MAsyuni dan PSI. pada tahun 1950, seorang kader PSI tengah dibicarakan dekat dnegan Soeharto. Masih banyak lagi kesaksian yang berujung hukuman mati pada Sjam dan Supomom.
Tahun 1957, CIA mengidentifikasi senjata-senjata pemberontakan PRRI yang melawan pemerintahan Soekarno. Juga berbagai senta, motif dan tujuan CIA dalam berbagai acara pemberontakan.
Dilanjutkan tahun 1975, sebuah komisi mempelajari keterlibatan CIA dalam pembunuhan Presiden Soekarno namun dihentikan tanpa hasil yang jelas.
Mengingat kegagalan CIA dalam pemberontakan, AS mulai membuat program bantuan militer pada Indonesia. Bantuan ini diberikan kepada AD yang digunakan untuk membantai PKI. Dikaitkan pula antara peristiwa di Madiun dan Getapu yang menuai banyak anggapan.
Tahun 1962, “Civic Mission” mulai mendapatkan bantuan dari pihak lain dan segera berkembang. Termasuk juga AS yang turut mengembangkan Sekolah Strategi Komando Angkatan Darat (SESKOAD).
Pada tahun 1963 terjadi huru hara di bawah naungan SESKOAD, oleh Sundhaussen dikaitkan dengan suatu organisasi  “Civic Mission AD” dan menunjukkan kontak-kontak di antara anasir-anasir komplotan. Huru hara ini kembali diulangi pada bulan Januari 1966 di Jakarta. Sudhaussen melaporkan bahwa para aktivis telah mengetahui tentang sasaran mereka untuk menjatuhkan presiden.
Suwarto, Kemal Idris, dan PSI paling menonjol dalam peristiwa Lubis pada tahun 1956. Suwarto membina Soeharto (murid barunya) secara terus menerus. Beliau masuk ke SESKOAD pada bulan Oktober 1959.
Soeharto berbeda dengan Suwarto dan Umar Wirohadikusumo (bekas kepala stafnya). Walaupun ia tidak belajar di AS, peran sertanya dalam “Civic Mission”, yang oleh AS disebut “Civic Action”, menempatkannya dan opsir-opsir yang condong pada PSI dalam program yang bersifat politik.
Pidato Soeharto pada tanggal 15 Agustus 1966 guna mempertanggungjawabkan ketokohannya yang terus meningkat, dalam memasukkan arti “Misi Revolusioner” dari doktrin Tri Ubaya Cakti. Beliau mulai mengadakan kontak politik pada bulan Agustus 1964 dengan Malaysia dan berlanjut dengan Jepang, AS, dan Inggris. Kontak-kontak ini hanya dilakukan sementara untuk mengatasi kemungkinan adanya perang dengan Malaysia, tapi Sundhaussen menduga Soeharto khawatir dengan perkembangan PKI.
Catatan yang diketahui Luccwak adalah bukan hanya pasukan RPIKAD yang anti terhadap PKI, tapi juga pasukan-pasukan yang menyelenggarakan pemberontakan Gestapu di Jakarta.
Nishihara mengetahui bahwa bukan PRRI/ Permesta yang mempunyai hubungan intelijen dengan Jepang, mempunyai peran penting dalam perundingan. Nishihara juga mendengar bahwa Walandouw telah mengunjungi Washington untuk mendukung Soeharto sebagai pemimpin.

Langkah-langkah AS Menghadapi Sukarno
Pejabat-pejabat politik inti di Washington terutama dalam Direktorat Perencanaan CIA, sejak lama berkeyakinan bahwa politik anti Komunis mengharuskan Sukarno dan PKI disingkirkan. AS tidak hanya menentang PKI di Indonesia, tapi juga menentang segala politik yang erat dengan Cina-Sovyet. Hal tersebut yang menyebabkan AS berusaha mencegah semakin kuatnya blok Cina-Sovyet.
Ketika Lyndon Johnson telah menjadi Presiden AS, terjadilah perubahan politik yang lebih anti Sukarnois. Pada bulan Desember 1964 Johnson memutuskan untuk menghentikan bantuan ekonomi. Menurut Dubes Howard Jones, Kenedy pernah menyatakan akan memberikan bantuan ekonomi rutin. Sama halnya dengan di Chili, pemutusan bantuan ekonomi juga terjadi di Indonesia secara berangur-angsur dalam tahun 1962-1965 yang bersamaan dengan kenaikan bantuan militer kepada AD Indonesia. US $ 16,3 juta dalam tahun 1962, dibandingkan dengan US $ 28,3 juta selama 13 tahun, yakni 1949-1961.
Kongres setuju memberikan bantuan dana AS kepada militer Indonesia secara rahasia yang hanya diperiksa oleh Kepres dan Komisi Senat serta Ketua Kongres yang juga terlibat dalam kesiapan CIA. Bantuan militer telah berlangsung sampai bulan Juli 1956 akhir, untuk mengirim 200 unit pesawat Aero Commander kepada AD Indonesia yang cocok digunakan dalam Civic Action.

Dukungan AS Terhadap Faksi Soeharto Sebelum Gestapu
Sumber dari AD menyampaikan pesan agar mengubah istilah AD (Angkatan Darat) Indonesia menjadi AP (Angkatan Perang) Indonesia dalam siaran-siaran radio AS. Hal tersebut penting untuk menghindari kesan yang mungkin saja muncul dari CIA bahwa AD melakukan perlawanan terhadap Sukarno.
Pada tahun fisikal 1965, New York Times menyatakan bahwa pemberian bantuan AS kepada Indonesia telah dihentikan, maka jumlah personel MAP di Jakarta telah dikurangi secara otomatis. Tapi jumlah personel itu justru telah mencapai taraf yang jauh melebihi apa yang telah diproyeksikan.
Agus Munir Dasaad (seorang pedagang perantara di Indonesia) dikenal sebagai pemasok bantuan financial pada Sukarno sejak tahun 1930. Tapi Dasaad menjalin hubungan dengan Soeharto tahun 1965, melalui Jendral Alamsyah yang telah bekerja pada tahun 1960 di bawah pimpinan Soeharto, setelah beliau menyelesaikan tugas di SESKOAD. Karena merasa berhutang budi pada Alamsyah, Soeharto menempatkan Alamsyah pada kedudukan terpercaya.

“Operasi… (Satu Kata Dihilangkan)” CIA
CIA menyebarluaskan distorsi melalui operasi media massa ke seluruh dunia. Seperti kasus di Chili, CIA membuat dokumen palsu tentang rencana komplotan, lalu disebarluaskan hingga akhirnya membuat Allende digulingkan kemudian dibunuh. Tipu muslihat CIA juga pernah terjadi di Laos pada tahun 1959-1961.
Kalangan AD menjadi panas dengan adanya desas desus sepanjang tahun 1965, yang menimbulkan kesan desas desus tersebut berasal dari sumber yang anti AS. Sumber penunjakkan tentang adanya Dewan semacam itu ditulis oleh dua wartawan Evans dan Novak (Wishington). Kolom ini keluar bersamaan dengan Dokumen Gilchrist.
Ada dua alasan versi peristiwa-peristiwa secara objektif ini tampak tidak masuk nalar. Pertama, studi CIA telah mengakui pembahasan tentang salah satu pertumpahan darah yang menonjol.
Kedua, skenario CIA tahun 1965 bisa di amati, tidak hanya sebagai jawaban provokasi, paranoia, maupun hiruk pikuk peristiwa Gestapu, tapi juga sebagai tindakan-tindakan balasan tersebut.
Mc Getiee mengatakan bahwa lembaga CIA sangat membanggakan operasi… dan mejadikan hal tersebut di masa dating. Tetapi Colby menulis bahwa CIA tidak terlibat, kebenaran snaggahan itu ketika Indonesia dengan adanya perebutan kekuasaan Partai Komunis yang kemudian membunuh pemimpin AD seizing Soekarno.
Demikian rencana AS tahun 1968 yang telah disetujui dalam waktu dekat setelah Dikukuhkan Nixon, ia menghendaki pembunuhan terhadap seorang moderat di golongan tengah yang nampak seperti golongan kanan, sebagai dalih adanya perebutan kekuasaan.

Gimana sinopsis buku ini? bagus nggak? yang penting kan isinya yaaaa :)
Tetap maju Indonesia.. Kita Bisa.. Semangat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar