Minggu, 20 Mei 2012

Global Warming datang !



“Kalau siang panas sekali, sore sedikit sudah hujan deras. Ribet deh….” Sering kali kita mendengar orang sekitar berkata seperti pernyataan tersebut atau kita juga sering mengatakannya. Tidak salah, memang beberapa waktu ini cuaca semakin tidak menentu dan sulit diprediksi jadwalnya.  Seperti yang kita ketahui, jadwal musim yang ada di Indonesia mulai tidak berlaku.  Bulan Oktober sampai Maret merupakan waktu musim hujan, masuk bulan April sampai akhir September musim kemarau tiba. Mengikuti jejak data rekam cuaca Pos Agroklimat Tembelang diperkirakan hujan turun sampai akhir Juni padahal April telah masuk jadwal musim kemarau. Mengapa musim tidak beraturan terjadi? Tidak bukan tidak lain karena perubahan iklim yang didorong oleh Global Warming

Apakah penyebabnya? Apakah karena bumi semakin tua? Yah, kehidupan di dunia ini terus berputar. Dapatkah kita membayangkan, bagaimana asal mula kehidupan di dunia ini, seperti penyebab terjadinya tsunami, gempa serta bagaimana rupa bumi jika dilihat dari angkasa luar ketika kehidupan di bumi mulai tumbuh subur yaitu di awal zaman kambrium hingga sekarang?


Bersiaplah terbang … Oke!
Seratus tahun yang lalu, para ahli geologi mempelajari bumi dan mengetahui bahwa sebagian besar batuan berumur sangat tua. Apa ada buktinya? Tentu ada, contohnya batu bara, dibutuhkan waktu ribuan tahun untuk proses pemampatan di bawah tanah hingga sisa-sisa tumbuhan purba terbentuk menjadi batu bara.

Pemandangan yang menakjubkan di langit pada malam hari, terjadi di dalam atmosfer. Kilatan cahaya terang yang disebut meteor akan terbakar di dalam atmosfer. Ketika meteorit melintasi atmosfer bumi, meteorit berubah menjadi bola api yang menakjubkan.

Kebanyakan cuaca kita bermula di dalam lapisan atmosfer. Panas dan uap air yang bergerak mengelilingi bumi di dalam lapisan atmosfer, memberi kita pola cuaca dan iklim yang berbeda.

Tahu tidak apa yang dimaksud iklim? Iklim berarti cuaca rata-rata di sebuah daerah tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang iklim disebut iklimatologi Nah, sejak dikenalnya iklimatologi para ilmuwan tengah mempelajari tentang iklim di bumi yang ternyata selalu berubah. Menurut penelitian yang mengacu pada perubahan zaman es, dapat dikatakan bahwa perubahan iklim bisa terjadi dengan sendirinya dan secara radikal. Apa penyebabnya? Panas matahari yang menyengat? Angin topan yang menimbulkan banyak debu? Pembakaran sampah dan kendaraan bermotor yang menimbulkan asap? Atau ada sebab lain?

Kandungan gas di atmosfer yang menjaga temperatur bumi atau bahasa kerennya adalah gas rumah kaca baru diketahui pada abad ke-19. Gas inilah yang dapat mempengaruhi perubahan iklim. Gas rumah kaca, apa itu?

Pada awalnya, gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca sangat dibutuhkan untuk bumi.  Seperti yang kita ketahui, angkasa luas itu sangatlah dingin. Namun, bumi kita tetap hangat. Nah, inilah hasil dari efek rumah kaca. Bayangkan jika tidak ada efek rumah kaca! Dipastikan tiada kehidupan di bumi ini. Efek rumah kaca juga menjaga kestabilan temperatur di bumi kita, yaitu sekitar 30◦C. Bagaimana efek rumah kaca melakukan tugasnya? Nah, kita ulas ulas lebih dalam. Yuk..!

Ya, ketika radiasi matahari mencapai atmosfer sebagai panas, radiasi tersebut akan dipantulkan oleh atmosfer berbentuk sinar inframerah. Kemudian diteruskan ke permukaan bumi yang akan membuat permukaan bumi hangat. Tentunya permukaan bumi memantulkan kembali panas tersebut dan sebagian diserap oleh gas rumah kaca seperti CO2, Metana dan NO di atmosfer. Proses tersebut mencegah panas matahari terlepas keluar angkasa. Sebagian dari panas akan kembali, sehingga permukaan bumi tetap hangat.
Memang efek rumah kaca ini dibutuhkan manusia, hewan dan tumbuhan, tetapi akhir-akhir ini efek rumah kaca ini membuat pemerintah, ilmuwan, petinggi negara, bahkan petani menjadi ribut dan gelisah. Bagaimana bisa? Coba lihat sebuah awan di sekitar kita, terkadang awan tersebut berubah menjadi kumpulan awan yang tebal. Nah, sama halnya dengan atmosfer yang mulai memiliki ketebalan yang tidak seimbang. Hal tersebut menyebabkan pantulan panas dari bumi tidak dapat terlepas ke angkasa dan hanya berkeliling di lapisan atmosfer bumi dengan kata lain, panas serta gas yang terkandung di dalamnya turut menambah konsentrasi gas rumah kaca pada lapisan atmosfer. Inilah penyebab perubahan iklim dan suhu bumi semakin meningkat atau biasa disebut dengan Global Warming.
Perubahan yang ekstrim, seperti kekeringan dan badai, terkadang dijelaskan sebagai akibat dari adanya perubahan iklim. Banyak orang berpikir bahwa pemanasan global banyak disebabkan aktivitas manusia, lebih tepatnya aktifitas pemanasan oleh manusia yang dimulai pada tahun 1750. Mobil, pesawat udara, dan pabrik mengeluarkan terlalu banyak gas pemicu panas ke atmosfer. Apa saja rumah kaca?  dan yang termasuk dalam gas pendinginnya? Ikuti terus!

Radiative Forcing sebagai alat ukur keadaan iklim global menyatakan bahwa karbon dioksida menjadi penyumbang utama gas rumah kaca. Gas yang dihasilkan seluruh makhluk hidup serta penggunaan bahan bakar fosil ini telah meningkat lipatan kali dari batas normal.
Kita bisa melihat di sekitar kita, banyak penghasil gas rumah kaca. Namun dewasa ini, gas rumah kaca yang dihasilkan meningkat lipatan kali. Kendaraan bermotor meningkat 15% pertahun, dapat dibayangkan berapa peningkatan CO2 yang dapat melampui batas. Yah, sepetinya semua tau CFC (Gas chlorofluorocarbons) seperti kulkas, hair dryer dan AC yang menghasilkan pemanasan hingga ribuan kali dari CO2 yang juga diperkirakan sebagai penyebab lapisan ozon rusak. Adapun gas metana yang dihasilkan oleh kegiatan di sekitar kita seperti pembakaran bahan organik, penggemburan tanah, serta lautan.

Peningkatan gas rumah kaca yang dimayoritasi dengan CO2 berimbas pada peningkatan efek rumah kaca. Nah, ini mendorong terjadinya perubahan iklim. Apa sih bahaya dari perubahan iklim? Tentu saja makhluk hidup sangat perlu beradaptasi dan mulai memperkirakan iklim yang akan terbentuk. Dikhawatirkan bukan hanya terjadi kerusakan fisik tetapi juga timbulnya krisis ekonomi, karena adaptasitas yang tidak memadai. Sekarang di garis khatulistiwa sudah berkembang para teroris. Jika terjadi perubahan iklim, apakah teroris akan berkurang? Diprediksikan kriminalitas merajalela karena terjadi penolakan terhadap imigrasi ilegal. Gempa bumi, angin topan, tsunami, serta kerusakan geologi yang lain turut menghantui langkah kita dalam proses perubahan iklim. Sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia akan hilang sebelum tahun 2030 dan diperparah dengan hilangnya hutan Indonesia dalam 50 tahun terakhir.
Banyak juga ya dampak negatif efek rumah kaca, bahkan bumi bisa hancur karena efek tersebut. Apa efek yang menimbulkan kerusakan yang fatal bisa menguntungkan? Bisa enggak? Banyak orang menganggap peningkatan konsentrasi gas rumah kaca hanya menimbulkan kerusakan. Memang benar namun jangan berburuk sangka. Peningkatan CO2 sangat berperan dalam peningkatan produktivitas tanaman yaitu 32% melalui fotosintesis. Walaupun krisis air mungkin terjadi, hal tersebut bisa diatasi dengan irigasi yang baik, sehingga keuntungan naik 12-13%. Perubahan iklim pun turut melengkapi usaha peningkatan produktivitas tanaman yang dipengaruhi oleh tekanan lingkungan. Manfaat ganda sebagai pelindung menghadapi krisis lingkungan juga perubahan iklim dalam jangka panjang. Tidak lupa, perbanyakan sumber hayati untuk peningkatan produksi.

Menanam pohon, apa kalian merasa canggung mengenai kata-kata tersebut? Mulai saat ini janganlah ragu! Tetapkan satu tujuan! Kita akan memberikan perbuatan kecil yang berdampak besar untuk menyelamatkan bumi kita! Bumi kita saat ini tengah demam mari kita obati semaksimal mungkin. Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20% dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah. Padahal tanah mengandung karbon sebanyak 24 milyar ton dan hutan Indonesia menyumbangkan emisi CO2 sebesar 2.6 milliar ton per tahun, walaupun juga mengandung 19 milliar ton carbon. Begitu bermanfaat hutan bagi manusia, namun manusia tidak bertanggung jawab mengeksploitasi paru-paru kita untuk semata harta benda. Untuk itu semangat! Hanya sedikit kepedulian dan perhatian, sudah bisa memberi dampak dan manfaat besar Ayo bergegas! Nah, untuk langkah yang sederhana. Menggunakan listrik dengan bijak, langkah ini sudah berguna menghemat energi dan mengurangi polusi oleh penggunaan bahan bakar. Selain itu, mengurangi penggunaan kertas dan kantong plastik. Dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari seperti menggunakan kertas tidak berlebihan, menggunakan tas kain, katun, atau kanvas. Agar sedikit bertahap untuk pengurangan sampah. Untuk yang terakhir, menanam pohon, oke! Inilah yang terpenting Kawan. Sedikit masyarakat untuk memperhatikan dan mengevaluasi hutan yang kita miliki sehingga bumi kita sedikit terpedulikan. Dengan memanfaatkan peningkatan gas rumah kaca melalui fotosintesis tanaman, kita telah melakukan tindakan multiguna. Tumbuhan kelapa sawit, dapat menyerap 251,9 hn/ha/th. Produktivitas buahnya pun tinggi dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan dari konsumsi, bangunan, kosmetik bahkan kertas. Begitu sederhana jika kita peduli dengan bumi yang membutuhkan penyelamatan.

Gas rumah kaca yang menyebabkan efek rumah kaca memang bermanfaat. Namun, jika terjadi kritis peningkatan gas rumah kaca, hal tersebut berdampak ganda di antara peningkatan produktiviitas tanaman, juga penghancuran bumi. Dengan penanggulangan dan kepedulian, sederhana saja tidak berlebihan, maupun besar-besaran. Seperti yang kita ketahui, kita janganlah ragu untuk berbuat, berusahalah! Nanti akan terdapat hikmah di balik hal kecil yang kita lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar